Hari Ini Panjang Untuk Kami


Salam sayang untuk bumi Indonesia . .

Bagaimana rasanya tertumpahi darah, serpihan debu, tertimpa reruntuhan gedung, tertimbun lumpur?
Oh bukan itu saja. Saya tak melupa bagaimana duka Ahad pagi 26 Desember 2005, Gempa di Jogja, Sangihe, Bengkulu, Perang Ambon. Ah, terlalu banyak satu-satu saya lafalkan.

Yang lekat dimata, bangkar jasad dibangkis aroma menusuk. Pahit sekali untuk sejarah panjang kita.

Bagaimana hari ini? Pagi tadi kotak kaca 29 inch itu menyuguhkan darah untuk kami tonton. Apa yang dapat kami lakukan? Bukan hendak mengutuk. Kutukanku tak mempan sampai sana. Jika Doa cukup bagimu? Bolehkah saja?

Jangan bosan letakkan derita disana, nampaknya ini bukan akhir. Bersiap menyesap kembali tangis pedih, memeluk senyap, memilin rintihan . .


Apa yang harus kami lakukan tuk kurangi derita?

Komentar