Lelaki Semesta










//
Lelaki Semesta ..


Larut dalam gebalau
Repih memilah rindu yang berjarak panjang
Jemari ini melahirkan tak terhitung puisi
Kau memberiku pandora berisi cahaya
Akankah karam atau bertahan?

Tak butuh waktu lama bagiku untuk bergegas
menuju dermaga, dimana kau menunggu berbalut pelangi
Semesta, kau paling semesta..
Kau tak renta lekang usia

Aku titipkan kau pada remah-remah cuaca Ibukota
Tak bersahabat memang, tapi aku bisa apa?
Pada waktu yang bergulir kami menumpahkan
serpihan masa yang belum lama


Semarang, 15 Agustus 2009