Senandung Adzan Tengah Malam

Antologi.NET - Senandung Adzan:
senandung adzan puisi
Gambar dari wardah.or.id
Marman, pria kanak yang terkurung dalam raga dewasa
Yang sering kutemui sedang termangu di ujung jalan
Kadang berlarian dan mengambil batu untuk dilempar

Tak jarang kulihat pelipisnya meneteskan darah
Ya, Marman dilempari kerikil oleh bocah-bocah kecil
Tak ada tangisan juga rengekan

Kutangkap diam-diam,
Marman tertawa pelan..

Tapi Marman tidak gila. Sungguh!
Jika gila, mengapa adzan menuntunnya pada masjid berlantai marmer?
Mengapa wudhunya sempurna layaknya kita?
Mengapa ruku' pun sujudnya begitu tawadhu?
Mengapa do'anya begitu khusyuk?

Aku bersumpah, kawan

Sungguh, Marman tidak gila.

* Saya melihatnya hilir mudik di masjid maghrib tadi. Sungguh, dia melaksanakan shalat yang membuat saya tertegun.

Komentar